SURABAYA - Bantuan Siswa Miskin (BSM) belum menyasar kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Biaya kompensasi atas kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu hanya diberikan untuk siswa normal pada umumnya, baik tingkat SD, SMP, SMA/SMK.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Jawa Timur (Jatim) kemudian mengusulkan ke pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar ABK ini mendapat saluran BSM seperti siswa lain pada umumnya.
Kepala Bidang (Kabid) TK, SD, dan Pendidikan Khusus (PK) Dispendik Jatim, Nuryanto menyatakan, usulan tersebut sudah diajukan. Sebanyak 15 ribu ABK di Jatim, baik yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) maupun di sekolah umum (inklusi), diajukan ke pusat agar dapat menerima BSM. “Besok (hari ini, Red) kami berangkat ke Jakarta untuk membahas ini bersama pihak kementerian,” katanya, Kamis (25/7).
Dia menjelaskan, semua ABK adalah siswa miskin kesempurnaan. Untuk itu, semua siswa ini harus mendapat BSM. Baik yang bersekolah di negeri dan swasta tidak akan berbeda jumlah bantuannya. Per siswa diusulkan untuk mendapat Rp 540 ribu setiap tahunnya.
Nuryanto mengatakan, selama ini siswa ABK hanya mendapat beasiswa pendidikan. Sementara sekolahnya baru mendapat Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasioanl Pendidikan (BOP). “Bila BSM ini disetujui pusat, pendidikan ABK bisa semakin terbantu,” tegasnya.
Selain persoalan BSM bagi ABK, pertemuan dengan kementerian tersebut akan membahas juga mekanisme pecairan dana dan tentang tata cara pertanggungjawabannya. “Mungkin karena ada beberapa daerah yang penyaluran BSM tidak sesuai, sehingga perlu ada formulasi kembali. Dalam rapat itu juga akan diketahui apakah usulan BSM bagi ABK disetujui atau tidak,” akunya.
Terpisah, Kepala SMALB Karya Mulya, Slamet Riyanto mengaku hanya mendengar kalau akan ada BSM bagi siswa SLB sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM. Tapi, mengenai kapan realisasinya masih belum ada informasi kelanjutannya. “Informasi itu sudah kami dengar lama ketika saya ada di Jakarta. Tapi belum ada realisasinya sampai sekarang. Kalau memang akan ada BSM, ya syukur lah,” katanya.
Selama ini, diakuinya, ABK di sekolahnya hanya menerima beasiswa pendidikan dan dana BOS dari pemerintah. “Kalau besaran beasiswanya per anak sekitar Rp 170 ribu per bulan. Di sekolah kami ada 21 siswa penerimanya,” ujarnya.
Dia pun berharap, informasi mengenai pemberian BSM bagi semua siswa ABK dapat dengan cepat direalisasikan. “Siswa kami pasti senang kalau BSM juga diperuntukan bagi ABK, jadi bisa menunjang proses pembelajaran,” tandasnya.



